26 Apr 2010

Menyibak Kapasitas Kepemimpinan Perempuan Jepara

Kota-Wacana tentang figur pemimpin perempuan sebenernya sudah terdengar, ketika Seminar belum dimulai. melalui jagong-jagong yang dilakukan oleh beberapa komunitas yang didorong oleh sejarah Jepara kebesaran dan kejayaan Jepara semasa dipimpin oleh tiga tokoh perempuan, yaitu Ratu Shima yang memimpin kerajaan Kalingga sekitar 640 M, Ratu Kalinyamat yang memimpin Jepara pada tahun 1549-1579 M dan Raden Ajeng Kartini tokoh besar dengan pemikiran kritisnya tentang kondisi sosial budaya masyarakat Jawa yang kemudian memunculkan gerakan emansipasi wanita.
Ya, itu sejarah  kejayaan Jepara saat itu, dan dunia mengakui itu, kepemimpinan Jepara perlu digagas dan di rencanakan untuk menumbuhkan kembali semangat yang selama ini telah terendap oleh perkembangan zaman.Selain itu, Seminar ini juga dupayakan bisa merajut serpihan-serpihan ide,gagasan, pemikiran, semangat dan figur-figur perempuan yang memiliki misi membangun Jepara kedepan terutama kaum perempuan, Kata Umi Farida Ketua Panitia Kegiatan Gebyar April 2010 dalam rangka memperingati harlah Fatayat NU Jepara 60, Hari Kartini ke 131 dan Hari jadi Jepara ke 461, kemarin (23/4) di Gedung NU Jl Pemuda 51 Jepara.
Ada tiga pembicara yang dihadirkan, Ir Ina Nuroniah (Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Pemerintah Kabupaten Jepara), Mayadina Rahma Musfiroh SHi MA (Direktur Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia /Lakpesdam/NU Jepara) kemudian Hj. Kholillah Mawardi (Ketua Muslimat NU Jepara).
Menyibak Gagasan
Kebesaran tiga nama tokoh perempuan Jepara itu ternyata membuat para pembicara menyibak tentang kondisi perempuan Jepara dengan pendekatan yang berbeda-beda. Menariknya perbedaan itu semakin mengayakan wacana tentang pemimpin perempuan untuk Jepara.
Ina Nuroniah, dengan makalah berjudul "Kebijakan Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Jepara" ia menuturkan tentang pemaknaan pemberdayaan sebagai cara untuk mendapatkan atau merealokasikan kekuasaan terhadap hak (perempuan-red), pemberdayaan merupakan proses  (serangkaian kegiatan untuk penguatan kekuasaan) dan tujuan (keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial).
Penduduk Jepara sebanyak 1.090.839 dengan perbagian sebanyak 548.953 laki-laki dan 541.886 dari sisi ini jika mampu dikelola dengan baik maka bukan tidak mungkin Jepara dipimpin oleh perempuan, cuma musti banyak yg disiapkan terutama kualitas Sumber daya manusia (SDM). karena sisi ini perempuan masih jauh dibanding laki-laki,Ia mencontohkan,jenjang pendidikan perempuan (2009) sarjana (S1) 1.364 orang sedang laki-laki 2.118 orang, sementara untuk S2 perempuan 57 laki-laki 257 orang.
Sementara itu Kholillah Mawardi, dalam pemaparanya “Perspektif Hukum Pemimpin Perempuan” Ia memaparkan perempuan sebagai warga Negara memiliki hak yang sama dimata hokum untuk dipilih dan memilih tak terkecuali pemimpin Negara.
NU sebagai organisasi yang menaungi fatayat dan muslimat secara hokum melalui komisi bhsul masail pada muktamar 30 Lirboyo Jawa Timur, mengeluarkan fatwa tentang “Immatul udzmah” dibolehkanya perempuan menjadi presiden,
Lebih lanjut kepemimpinan perempuan perlu dipupuk secara dini,Ia mensitir kitab Ahkamu-al-suthoniah yang mensyaratkan seorang pemimpin harus memenuhi criteria, yakni Adil, memiliki kapasitas, memiliki keberanian, sempurna, punya pendapat, dari bangsa qurais.
Sesuatu yang beda disampaikan Mayadina Rahma Musfiroh dalam makalahnya yang berjudul “Menggagas Kepemimpinan Perempuan di Jepara” sebuah refleksi tiga tokoh besar perempuan Jepara yakni Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini.
Maya mengutarakan, refleksi sederhana yang bisa dihadirkasn dari tiga tokoh perempuan itu adalah Dalam konteks peran publik  perempuan yang tidak bertentangan dengan nilai islam menurutnya adalah perempuan diperbolehkan melakukan peran tersebut dengan konsekwensi ia dipandang mampu dan memiliki kapasitas , akseptibilitas, untuk menduduki peran sosial dan politik tersebut tanpa melupakan fungsi kodratinya
Ia juga mengatakan, jika perempuan ingin mejadi pemimpin harus memenuhi  syarat, yakni perempuan tersebut harus memiliki kapasitas yang memadai untuk dapat berkiprah dalam dunia politik  Memiliki daya akseptabilitas yang tinggi, Memiliki konsep diri yang jelas tanpa melupakan kodratnya, Menjadikan tiga tokoh perempuan Jepara sebagai inspirasi kepemimpinan.(JS/Badiul)

Tidak ada komentar: